Transportasi Umum Jakarta Uji Coba Tiket Berbasis Biometrik

Pendahuluan

Pada 2025, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT MRT Jakarta dan TransJakarta resmi meluncurkan uji coba sistem tiket berbasis biometrik. Teknologi ini memungkinkan penumpang menggunakan wajah atau sidik jari sebagai tiket masuk, tanpa perlu kartu fisik atau aplikasi tambahan.

Latar Belakang

Sistem transportasi publik di Jakarta masih menghadapi tantangan dalam manajemen tiket, seperti antrean panjang di loket, kartu hilang, hingga biaya operasional yang tinggi.

Dengan tiket biometrik, proses masuk stasiun atau halte bisa lebih cepat, aman, dan efisien. Teknologi ini juga sudah digunakan di beberapa kota dunia seperti Singapura, London, dan Beijing.

Teknologi Tiket Biometrik

Sistem ini bekerja dengan cara:

  • Registrasi Awal: Penumpang mendaftarkan wajah atau sidik jarinya melalui aplikasi resmi atau loket khusus.
  • Pemindaian Cepat: Kamera atau scanner di pintu masuk mendeteksi identitas penumpang.
  • Pembayaran Otomatis: Tarif langsung dipotong dari saldo dompet digital atau rekening terhubung.
  • Keamanan Tinggi: Data biometrik dienkripsi dan diawasi oleh lembaga keamanan siber nasional.

Manfaat bagi Penumpang dan Operator

  1. Tanpa Antrean Panjang – Akses masuk hanya butuh 1–2 detik.
  2. Praktis – Tidak perlu membawa kartu atau uang tunai.
  3. Lebih Aman – Mengurangi risiko pencurian atau kehilangan kartu.
  4. Efisiensi Operasional – Operator bisa memangkas biaya cetak tiket dan perawatan mesin.

Seorang pengguna MRT yang mencoba sistem ini mengatakan, “Masuk stasiun jadi super cepat, cukup hadapkan wajah ke kamera, pintu langsung terbuka.”

Tantangan Implementasi

Meski inovatif, sistem ini masih menghadapi beberapa tantangan:

  • Privasi Data: Kekhawatiran masyarakat terhadap penyalahgunaan data biometrik.
  • Kualitas Infrastruktur: Kamera harus sangat akurat meski dalam kondisi ramai atau minim cahaya.
  • Literasi Digital: Tidak semua warga terbiasa dengan registrasi biometrik.
  • Biaya Awal: Investasi teknologi cukup tinggi.

Dukungan Pemerintah dan Rencana Ke Depan

Pemerintah DKI menargetkan sistem tiket biometrik akan diterapkan penuh pada MRT, LRT, dan TransJakarta mulai 2027. Jika sukses, teknologi ini akan diperluas ke KRL Jabodetabek.

Selain itu, ada rencana integrasi dengan super app transportasi nasional, sehingga pengguna hanya perlu sekali registrasi untuk semua moda transportasi.

Kesimpulan

Uji coba tiket berbasis biometrik di transportasi umum Jakarta menandai langkah besar menuju sistem transportasi modern dan efisien. Dengan kemudahan akses, keamanan tinggi, dan integrasi digital, teknologi ini berpotensi mengubah pengalaman mobilitas warga Jakarta. Tantangan privasi dan biaya masih ada, tetapi manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar.